Thursday 30 September 2010

Sukses Berbekal Kekuatan dan Kelemahan

Setiap manusia terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada yang terlahir dengan fisik sempurna, ada yang terlahir dengan fisik tidak sempurna. Ada yang terlahir di keluarga orang kaya, ada yang terlahir di keluarga orang miskin. Ada yang terlahir sebagai orang dengan IQ tinggi, dan ada juga yang terlahir dengan “IQ jongkok”. Namun itu semua sesuatu yang tidak bisa kita hindari dan tidak bisa kita ketahui sebelumnya karena ini semua sifatnya takdir dari Allah SWT.

Tidak bisa kita mengharapkan untuk terlahir di keluarga orang kaya, atau terlahir di keluarga cendikiawan yang memiliki gelar kesarjanaan bermacam-macam. Seandainya bisa, tentu tidak akan ada orang miskin di dunia ini. Tidak akan ada orang bodoh di dunia ini. Dan tentunya bisa kita bayangkan akan seperti apa dunia ini. Semuanya orang kaya, semuanya orang pintar, semuanya cantik-cantik, semuanya tampan-tampan. Betapa membosankan..

Kita bisa merasakan nikmatnya kaya karena ada orang miskin atau kita pernah miskin. Kita bisa merasakan nikmatnya sehat karena ada orang sakit atau kita pernah sakit. Dan Allah SWT yang Maha Mengatur sudah membuat keseimbangan ini di muka bumi, sehingga dunia ini tidak terasa membosankan walaupun umur dunia ini sudah ribuan tahun.

Kelebihan dan kekurangan diri kita adalah merupakan kekuatan dan kelemahan yang mesti kita kelola dengan benar. Ada banyak macam bentuk kekuatan dan kelemahan pada diri kita, yaitu:

· Yang sifatnya ke arah fisik (kecantikan, ketampanan)

· Emosional / Psikis (Tidak mudah stress, tenang, mampu mengendalikan diri)

· Spiritual (Sholeh, rajin ibadah, bijaksana)

· Kecerdasan Akademik (nilai raport bagus, IPK bagus)

· Keahlian / Keterampilan (seni, life skill, entrepreneur)

· Dan lain-lain

Semua macam bentuk kekuatan dan kelemahan tersebut harus kita nilai untuk mengukur seberapa besar kekuatan dan kelemahan diri kita. Penilaian ini akan terbagi menjadi tiga, yaitu:

  • Dibawah rata-rata
    Apabila kekuatan dan kelemahan kita ada di bawah rata-rata kebanyakan orang, tentunya kita akan menjadi orang yang selalu terkalahkan. Bagaimana mungkin kita akan bersaing dengan kebanyakan orang (mayoritas) yang nilai kekuatannya rata-rata?
  • Nilai rata-rata
    Pada kondisi ini, kekuatan dan kelemahan kita akan sama dengan kebanyakan orang. Jumlah orang yang memiliki kekuatan dan kelemahan dengan nilai rata-rata ini paling banyak dibandingkan dengan nilai lainnya. Baik itu dibandingkan dengan nilai dibawah rata-rata maupun diatas rata-rata. Artinya kalau kekuatan dan kelemahan kita ada di nilai rata-rata maka kita akan menjadi orang biasa-biasa saja.
  • Diatas rata-rata
    Kondisi ini, adalah kondisi yang tentunya kita harapkan. Karena pada saat kekuatan dan kelemahan kita berada di atas rata-rata, maka tentunya kita akan selalu menjadi pemenang dalam setiap persaingan yang ada.

Bagaimana cara mengukur kekuatan dan kelemahan ini? Ada beberapa cara untuk mengetahui dan mengukur kekuatan dan kelemahan diri kita, yaitu:

  • Pengukuran oleh diri sendiri
    Pengukuran ini bisa kita lakukan sendiri untuk melihat kekuatan dan kelemahan diri kita melalui indikator-indikator yang ada, seperti:
    • Apa prestasi kita dari dulu hingga kini?
    • Pendidikan apa saja yang pernah kita ikuti dari dulu hingga kini?
    • Piagam apa saja yang pernah kita dapatkan dari dulu hingga kini?
    • Piala apa saja yang pernah kita raih dari dulu hingga kini?
    • Penghargaan apa saja yang pernah kita dapatkan dari dulu hingga kini?
    • Apa keahlian dan bakat kita?
    • Dan lain-lain

Jawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan sejujur-jujurnya, karena ini akan menjadi penilaian awal terhadap kekuatan dan kelemahan diri kita.

  • Pengukuran oleh orang lain
    Pendapat orang lain tentang diri kita tentunya akan berbeda dengan pendapat diri kita sendiri. Karena biasanya kita akan subyektif menilai diri kita sendiri. Tapi bukan berarti orang lain pun obyektif menilai diri kita. Maksudnya adalah orang lain akan melihat dari sisi yang berbeda tentang kekuatan dan kelemahan kita. Bahkan terkadang ada kekuatan yang terlihat oleh orang lain pada diri kita namun kita tidak menyadarinya.
    Oleh karena itu:
    • Mintalah pendapat orang lain tentang kita
    • Catat pendapat orang-orang tersebut
    • Mintalah pendapat dari minimal 5 orang yang berbeda lingkungan (teman kerja, teman main, teman sekolah, keluarga, kolega, dll)
    • Mintalah mereka untuk menilai dengan jujur kelebihan dan kekurangan kita, kekuatan dan kelemahan kita, sikap positif dan negatif kita.
    • Lakukan penilaian tentang diri kita dengan pendapat orang-orang tersebut.
  • Syukur dan keajaibannya
    “Oke. Saya sudah menjawab seluruh pertanyaan diatas.”
    “Saya sudah minta pendapat orang lain.”
    “Dan hasilnya tak ada satupun prestasi saya.”
    “Tak ada satupun keahlian saya.”
    “Dan orang lain pun tak ada yang tahu kelebihan dan kekuatan saya apa.”
    “Trus gimana dong?”

    Tidak sedikit orang yang mengalami hal seperti ini. Merasa tidak punya prestasi apa-apa. Merasa tidak punya kelebihan apa-apa. Sehingga terkadang orang-orang seperti ini banyak yang berputus asa. Sering meratapi nasibnya yang malang. Dan banyak berkeluh kesah.

    Ketika kita merasa tidak ada satupun prestasi kita. Ketika kita merasa tidak ada satupun kelebihan kita. Dan ketika kita merasa menjadi orang yang paling sial di dunia ini. Maka ingatlah bahwa sebenarnya kita terlahir sebagai pemenang. Kita terlahir ke dunia ini melalui persaingan berjuta-juta sel sperma yang berlomba-lomba mendekati sel telur. Hanya satu sel sperma yang berhasil bersatu dengan sel telur. Dari hasil tersebut terbentuklah embrio, janin, bayi, dan akhirnya lahirlah kita ke dunia ini. Bukankah itu artinya kita terlahir sebagai pemenang? Yang mengalahkan jutaan sel sperma pesaing kita?

    Bersyukurlah! Syukuri apa yang ada pada diri kita. Dan pasti ada yang bisa kita syukuri. Tidak mungkin tidak ada. Kita bisa mensyukuri nikmat bernafas dengan normal. Kita bisa mensyukuri anggota badan kita yang normal dan lengkap. Dan masih banyak lagi yang harus kita syukuri.

    Lihatlah kebawah! Karena ketika kita bisa melihat kepada orang yang lebih malang dari kita, maka akan ada banyak hal yang bisa kita syukuri. Sehingga efeknya akan memberikan motivasi kita untuk mengoptimalkan apa yang kita miliki. Demikian sebaliknya, ketika kita selalu melihat kepada orang yang lebih beruntung dari kita, maka kita akan merasa menjadi orang yang sial di dunia ini. Dan efeknya adalah membuat kita menjadi orang yang malas, mudah putus asa, serta selalu berkeluh kesah.

    Beberapa manfaat syukur adalah:
    • Allah SWT akan menambahkan nikmatNya. Sehingga potensi-potensi kekuatan kita akan berkembang.
    • Allah SWT tidak akan meng-azab kita. Yang mengakibatkan kita menjadi orang yang selalu terkalahkan.
    • Akan selalu ada hal-hal yang bisa kita syukuri.
    • Hal-hal apa saja yang kita syukuri akan menjadi kekuatan kita yang terus akan berkembang.
    • Dengan bersyukur kita bisa melihat permasalahan dari sisi positif.
    • Kekuatan yang ada dari energi syukur bisa dioptimalkan.

Setelah kita melakukan penilaian terhadap diri kita, dengan beberapa metode diatas. Maka kita sudah bisa mengetahui peta potensi diri kita terletak pada posisi mana kita berada. Apakah posisi kita dibawah rata-rata? Apakah sama dengan rata-rata? Ataukah diatas rata-rata?

Hal ini penting kita lakukan karena dengan mengetahui peta potensi ini. Maka kita bisa melakukan langkah-langkah strategis selanjutnya yang bisa menjadikan kita pemenang sejati. Artinya ketika kita mengetahui posisi kita dibawah rata-rata maka kita akan berusaha meningkatkannya menjadi rata-rata. Demikian pun ketika posisinya di rata-rata akan ditingkatkan menjadi diatas rata-rata. Lantas bagaimana dengan yang nilainya diatas rata-rata? Apakah akan diam saja, karena sudah diatas rata-rata? Tentunya yang diatas rata-rata pun akan berusaha meningkatkan lagi nilainya sampai optimal, karena kalau diam saja tidak melakukan peningkatan maka ia akan disusul dan digantikan posisinya oleh orang-orang yang terus meningkatkan potensi kekuatannya secara optimal.

Kenapa perlu dilakukan peningkatan terhadap kekuatan dan kelemahan kita?

  • Untuk menghadapi persaingan. Dimana orang lain pun akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik.
  • Saat ini eranya dunia serba cepat. Dimana kondisi seseorang bisa berubah dengan cepat. Sekarang sukses, besok bisa gagal dan bangkrut. Sekarang biasa saja, besok bisa menjadi orang sukses.
  • Yang lambat akan kalah. Karena orang lain yang lebih cepat akan terus memperbaiki kekuatannya sehingga terus menerus akan menjadi pemenang.
  • Masih bisa dan mungkin untuk ditingkatkan. Kekuatan dan kelemahan kita bukan sesuatu yang sudah paten tidak bisa dirubah. Ia bisa berkurang dan juga bisa bertambah. Seseorang yang ingin menjadi pemenang maka ia akan berusaha untuk menambah dan meningkatkannya.
  • Agar menjadi pemenang. Dimana hal ini hanya dapat terwujud apabila kita lebih unggul dari pesaing kita.

Setelah kita mengetahui pentingnya melakukan peningkatan terhadap kekuatan dan kelemahan kita. Pertanyaan selanjutnya adalah mana yang harus didahulukan? Apakah kekuatan yang harus didahulukan untuk ditingkatkan? Apakah kelemahan yang harus didahulukan? Atau justru malah kedua-duanya harus ditingkatkan dalam waktu yang bersamaan?

Mari kita bahas satu persatu masalah ini. Sehingga kita memiliki pertimbangan yang matang untuk mengambil keputusan terbaik.


  • Peningkatan Kelemahan.
    Apabila kita mendahulukan peningkatan terhadap kelemahan kita. Maka kemungkinannya akan seperti ini. Nilai awal kelemahan kita kemungkinan terbesarnya tentu adalah dibawah rata-rata. Apakah mungkin sebuah kelemahan memiliki nilai rata-rata? Atau diatas rata-rata? Sangat jarang terjadi hal seperti itu. Seandainya terjadi pun berarti itu bukan sebuah kelemahan, melainkan kekuatan.

    Katakanlah sebuah kelemahan memiliki nilai merah atau nilai dibawah 6. Ketika dilakukan peningkatan dan perbaikan terhadap kelemahan kita, maka nilainya akan naik. Seberapa besar maksimal kenaikkan tersebut? Maksimal kenaikkannya mungkin hanya sekitar 2 poin. Jadi dari yang tadinya nilainya 5 maka sekarang menjadi 6 atau 7 poin. Artinya maksimal kenaikkan nilai kelemahan kita adalah menjadi sama dengan orang rata-rata. Sementara kekuatan kita tidak bertambah. Sehingga bisa jadi nilai kekuatan dan kelemahan kita akan seimbang. Dan sama dengan orang rata-rata. Ini berarti tidak ada keistimewaan pada diri kita, sehingga kita menjadi orang yang biasa saja, sama dengan kebanyakan orang.

  • Peningkatan Kekuatan.
    Sedangkan apabila kita mendahulukan peningkatan dan perbaikan terhadap kekuatan kita. Maka kemungkinannya akan seperti ini. Nilai awal kekuatan kita kemungkinan terbesarnya adalah minimal sama dengan rata-rata.

    Katakanlah sebuah kekuatan memiliki nilai diatas 5. Ketika dilakukan peningkatan dan perbaikan terhadap kekuatan kita, maka nilainya akan naik. Seberapa besar maksimal kenaikkan tersebut? Maksimal kenaikkannya mungkin hanya sekitar 2 poin juga. Jadi dari yang tadinya nilainya 6 maka sekarang menjadi 7 atau 8 poin. Artinya maksimal kenaikkan nilai kekuatan kita adalah menjadi diatas rata-rata orang. Sementara kelemahan kita tidak bertambah. Sehingga nilai kekuatan kita akan lebih tinggi dari rata-rata orang dan kelemahan kita tetap akan berada dibawah rata-rata. Walaupun kelemahan masih dibawah rata-rata, namun dikarenakan kekuatan kita melebihi orang rata-rata, maka kita akan tetap lebih unggul dibandingkan kebanyakan orang. Kita masih memiliki keistimewaan dengan kekuatan diatas rata-rata kita, jika dibandingkan dengan kebanyakan orang yang memiliki nilai rata-rata.

  • Peningkatan Kekuatan dan Kelemahan.
    Dan ketika kita melakukan peningkatan terhadap keduanya (kekuatan dan kelemahan kita). Maka kemungkinannya akan seperti ini. Nilai awal kelemahan kita sama seperti diatas yaitu dibawah rata-rata. Dan nilai awal kekuatan kita sama seperti diatas juga yaitu minimal sama dengan rata-rata.

    Katakanlah kelemahan kita memiliki nilai 5. Dan kekuatan kita memiliki nilai 6. Ketika dilakukan peningkatan dan perbaikan terhadap kekuatan dan kelemahan kita, maka nilainya akan naik. Seberapa besar maksimal kenaikkan tersebut? Karena peningkatannya dilakukan terhadap keduanya, maka maksimal kenaikkannya mungkin hanya sekitar 1 poin. Peningkatannya hanya sedikit. Tidak akan terlalu besar karena fokus peningkatan terbagi dua sehingga tidak akan maksimal. Jadi dari yang tadinya nilai kelemahannya 5 maka sekarang menjadi 5,5 atau 6 poin. Dan yang tadinya nilai kekuatannya 6 maka sekarang menjadi 6,5 atau 7 poin. Tidak terlalu signifikan untuk sebuah peningkatan nilai kekuatan ataupun kelemahan. Artinya dengan kenaikkan yang tidak terlalu besar tersebut posisi kita tidak akan banyak berubah. Sementara orang lain yang fokus terhadap peningkatan salah satu dari kekuatan dan kelemahannya, posisinya akan meningkat bahkan bisa jadi akan mengungguli kita. Sehingga kita akan terkalahkan oleh orang lain yang berhasil mencapai nilai diatas rata-rata.

Kesimpulan pembahasan prioritas ini adalah :

  • Apabila kita ingin mampu untuk menghadapi persaingan.
  • Saat ini eranya dunia serba cepat dan kita ingin menaklukkannya.
  • Kita tidak ingin jadi yang lambat, yang akan terkalahkan.
  • Maka lebih baik kita mendahulukan peningkatan kekuatan kita. Agar kita menjadi orang diatas rata-rata dengan meningkatnya terus kekuatan kita. Dan itu akan membentuk persepsi publik bahwa kita adalah orang yang unggul dan kompeten dengan bidang yang kita kuasai tersebut.

Persepsi publik terhadap diri kita merupakan sesuatu yang sangat penting. Dengan persepsi ini publik akan mengenal kita. Dan dengan persepsi ini pula citra kita akan terbangun di masyarakat. Contoh dari persepsi ini adalah :

  • Teh Botol Sosro.
    Teh Botol Sosro dipersepsikan sebagai minuman teh manis dalam kemasan botol. Berapa banyak produk-produk sejenis bermunculan, namun tetap Teh Botol Sosro yang berada dalam benak konsumen masyarakat Indonesia.
  • Aqua.
    Aqua dipersepsikan sebagai air mineral sehat yang bisa langsung diminum tanpa harus dimasak. Produk-produk lain yang sejenis pun banyak bermunculan, namun tetap juga Aqua yang berada dalam benak konsumen masyarakat Indonesia.
  • Hermawan Kertajaya.
    Hermawan Kertajaya dipersepsikan sebagai begawan marketing di Indonesia. Orang-orang ahli marketing pun banyak di Indonesia, namun tetap Hermawan Kertajaya yang dikenal masyarakat.
  • Yusuf Mansur.
    Yusuf Mansur dipersepsikan sebagai ustadz yang selalu mengangkat tema sedekah dan keutamaannya dalam setiap ceramahnya. Padahal banyak ustadz-ustadz yang lainnya dengan tema yang beragam dalam ceramahnya, namun masyarakat lebih mengenal Yusuf Mansur.
  • Dan lain-lain.

Persepsi publik ini benar-benar sangat melekat dalam benak masyarakat. Untuk merubah persepsi ini merupakan hal yang sulit dan lama. Bahkan bisa jadi sesuatu hal yang hampir mustahil, apabila kekuatannya terus ditingkatkan. Sehingga persepsi ini benar-benar kokoh dalam benak masyarakat dan tak tergoyahkan.

Oleh karenanya tingkatkan terus kekuatan kita. Jadilah pembentuk persepsi berdasarkan kekuatan kita. Bangun persepsi yang kokoh dalam benak masyarakat hingga tak tergoyahkan. Dengan begitu Insya Allah kita akan menjadi PEMENANG.