Friday 21 August 2009

Belajar Menjadi Kaya kepada Abdurrahman bin Auf (Bagian 4)

Alhamdulillah, kali ini tidak memerlukan waktu yang lama untuk melanjutkan tulisan ini ke bagian 4. :) Mudah-mudahan bisa terus dilancarkan oleh Allah SWT untuk terus membuat tulisan-tulisan yang baik. Mari kita lanjutkan pelajaran kiat sukses Abdurrahman bin Auf menjadi kaya pada bagian 4 kali ini.

Ketika hijrah dari Mekah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf dan kaum muslimin lainnya tidak membawa harta mereka turut serta ke Madinah. Artinya mereka datang ke Madinah tanpa membawa harta kekayaan dan mereka harus mencari uang dan harta untuk menghidupi mereka dari awal lagi.

Dan ketika Abdurrahman bin Auf ditawari oleh Sa'ad bin Rabi' Al-Anshari setengah hartanya, Abdurrahman bin Auf menolaknya dengan halus. Ia boleh miskin materi, tapi ia tidak akan pernah menjadi miskin mental. Jangankan meminta, ia pun pantang menerima pemberian orang lain selain upahnya sendiri. 'Tangan di bawah' sama sekali bukan perilaku mulia. Abdurrahman benar-benar memegang teguh nilai itu. Ia pun memutar otak bagaimana caranya dapat keluar dari kemiskinan dengan usahanya sendiri tanpa harus menerima pemberian orang lain. Ia hanya minta ditunjukkan jalan ke pasar. Ia pun pergi ke pasar dan mengamatinya secara cermat. Dari pengamatannya ia tahu, pasar itu menempati tanah milik seorang saudagar Yahudi. Para pedagang berjualan di sana dengan menyewa tanah tersebut, sebagaimana para pedagang sekarang menyewa kios di mal.

Kreativitas Abdurrahman pun muncul, dan kreativitas inilah yang harus dimiliki oleh seseorang yang ingin sukses. Dengan kreativitas dan inovasi akan membuat kita dan produk kita memiliki nilai tambah, yang akhirnya akan membuat berbeda dengan orang dan produk yang lainnya. Abdurrahman minta tolong saudara barunya untuk membeli tanah yang kurang berharga yang terletak di samping tanah pasar itu. Tanah tersebut lalu dipetak-petak secara baik. Siapa pun boleh berjualan di tanah itu tanpa membayar sewa. Ini yang membedakan produk Abdurrahman dengan produk orang Yahudi tadi, yaitu kebebasan untuk berjualan tanpa membayar sewa. Bila dari berdagang itu terdapat keuntungan, ia menghimbau mereka untuk memberikan bagi hasil seikhlasnya. Para pedagang gembira dengan tawaran itu karena membebaskan mereka dari biaya operasional. Mereka berbondong pindah ke pasar baru yang dikembangkan Abdurrahman. Keuntungannya berlipat. Dari keuntungan itu, Abdurahman mendapat bagi hasil. Semua gembira. Tak perlu makan waktu lama, Abdurrahman keluar dari kemiskinan, bahkan menjadi salah seorang sahabat Rasul yang paling berada.

Kegigihannya dalam berdagang juga seperti yang beliau ungkapkan sendiri: "Aku melihat diriku seperti kalau seandainya aku mengangkat sebuah batu maka aku mengharapkan mendapatkan emas atau perak".

Nah pada pelajaran kali ini ada beberapa point yang bisa kita tarik kesimpulan yaitu tumbuhkan mental tangguh dalam berusaha, asah kreativitas dan inovasi terus menerus, dan tingkatkan kegigihan usaha kita. Insya Allah kita bisa sukses.

Nantikan pelajaran yang akan kita bahas pada bagian selanjutnya... Tetap ikuti tulisan saya ini dan simak baik-baik... :)

No comments: